Zat Besi Bisa Kurangi Risiko PMS
Setiap bulannya, beberapa wanita di dunia mengalami gejala pra haid atau premenstrual syndrome (PMS). Gejala ini tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial.
Para peneliti di Amerika Serikat pun melakukan studi terhadap sekitar 3.000 wanita di Negeri Paman Sam itu, selama lebih dari 10 tahun. Hasilnya, risiko PMS pada wanita yang mengonsumsi zat besi lebih dari 20 miligram setiap harinya, lebih rendah 30-40 persen dibandingkan mereka yang tidak.
"Penelitian sebelumnya tentang PMS fokus pada perawatan efektif dan faktor pembeda antara wanita yang mengalami PMS dan mereka yang tidak," ujar Ketua Peneliti dari University of Massachusetts, Elizabeth Bertone-Johnson. "Kami tertarik melihat lebih lanjut beberapa mineral tertentu," ucapnya.
Sebelumnya, tim peneliti mempelajari hubungan antara asupan vitamin dan PMS. Sementara itu, pada penelitian kali ini, mereka membatasi analisis pada PMS dengan gejala nyeri payudara, kembung, depresi, dan kecemasan parah yang berdampak pada aktivitas kehidupan serta hubungan sosial. Untuk diketahui, jenis PMS ini dialami sekitar 8-15 persen wanita di AS.
Seperti dilansir dari laman Reuters, para peserta diharuskan menjawab tiga kuesioner tentang makanan yang dikirim kepada mereka selama 10 tahun. Dalam kuesioner itu, mereka ditanya seberapa sering mengonsumsi 131 jenis makanan dan suplemen.
Kemudian, para peneliti membandingkan diet 1.057 wanita yang mengalami beberapa PMS dengan diet 1.968 yang tidak mengalami PMS.
Mereka yang mengonsumsi 22 miligram zat besi setiap hari, terkait dengan penurunan risiko PMS sebanyak 33 persen, dibandingkan wanita yang mengonsumsi lebih sedikit zat besi, yakni sekitar 10 miligram. Adapun jumlah zat besi yang selama ini direkomendasikan bagi wanita dewasa adalah 18 miligram pe hari.
Meski demikian, mereka tidak merekomendasikan wanita untuk mengonsumsi zat besi hingga batas atas atau 42 miligram, karena berpotensi merugikan.
Bertone-Johnson mengatakan, meski penelitian yang dilakukan tidak dapat membuktikan bahwa zat besi bisa mencegah PMS, mereka menduga bahwa salah satu mineral itu memiliki keterkaitan dengan produksi serotonin, sebuah molekul yang berperan banyak dalam proses di dalam tubuh dan otak.
"Saran kami dari penelitian ini cukup mirip dengan apa yang kami kerjakan sebelumnya. Tidak fokus pada salah satu nutrisi itu sendiri, tapi pastikan diet Anda seimbang," ujarnya.
Setiap bulannya, beberapa wanita di dunia mengalami gejala pra haid atau premenstrual syndrome (PMS). Gejala ini tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial.
Para peneliti di Amerika Serikat pun melakukan studi terhadap sekitar 3.000 wanita di Negeri Paman Sam itu, selama lebih dari 10 tahun. Hasilnya, risiko PMS pada wanita yang mengonsumsi zat besi lebih dari 20 miligram setiap harinya, lebih rendah 30-40 persen dibandingkan mereka yang tidak.
"Penelitian sebelumnya tentang PMS fokus pada perawatan efektif dan faktor pembeda antara wanita yang mengalami PMS dan mereka yang tidak," ujar Ketua Peneliti dari University of Massachusetts, Elizabeth Bertone-Johnson. "Kami tertarik melihat lebih lanjut beberapa mineral tertentu," ucapnya.
Sebelumnya, tim peneliti mempelajari hubungan antara asupan vitamin dan PMS. Sementara itu, pada penelitian kali ini, mereka membatasi analisis pada PMS dengan gejala nyeri payudara, kembung, depresi, dan kecemasan parah yang berdampak pada aktivitas kehidupan serta hubungan sosial. Untuk diketahui, jenis PMS ini dialami sekitar 8-15 persen wanita di AS.
Seperti dilansir dari laman Reuters, para peserta diharuskan menjawab tiga kuesioner tentang makanan yang dikirim kepada mereka selama 10 tahun. Dalam kuesioner itu, mereka ditanya seberapa sering mengonsumsi 131 jenis makanan dan suplemen.
Kemudian, para peneliti membandingkan diet 1.057 wanita yang mengalami beberapa PMS dengan diet 1.968 yang tidak mengalami PMS.
Mereka yang mengonsumsi 22 miligram zat besi setiap hari, terkait dengan penurunan risiko PMS sebanyak 33 persen, dibandingkan wanita yang mengonsumsi lebih sedikit zat besi, yakni sekitar 10 miligram. Adapun jumlah zat besi yang selama ini direkomendasikan bagi wanita dewasa adalah 18 miligram pe hari.
Meski demikian, mereka tidak merekomendasikan wanita untuk mengonsumsi zat besi hingga batas atas atau 42 miligram, karena berpotensi merugikan.
Bertone-Johnson mengatakan, meski penelitian yang dilakukan tidak dapat membuktikan bahwa zat besi bisa mencegah PMS, mereka menduga bahwa salah satu mineral itu memiliki keterkaitan dengan produksi serotonin, sebuah molekul yang berperan banyak dalam proses di dalam tubuh dan otak.
"Saran kami dari penelitian ini cukup mirip dengan apa yang kami kerjakan sebelumnya. Tidak fokus pada salah satu nutrisi itu sendiri, tapi pastikan diet Anda seimbang," ujarnya.
No comments:
Post a Comment